Tindakan Peninjauan Situs Berdasarkan Laporan Masyarakat
Pada 7 Maret 2018 seorang warga bernama Hady Pratama Putra melaporkan ditemukannya sejumlah keramik asing di tepi sungai yang berada di Rambutan/Jejawi, Banyuasin. Pelapor menyertakan foto temuannya melalui halaman facebook @balarsumsel dan kemudian ditanggapi oleh administrator media sosial Balar Sumsel. Tanggal 16 Juni 2019 narasumber melaporkan temuan lain berupa cincin dan pecahan batu bata. Untuk menindaklanjuti laporan tersebut, hari Kamis 20 Juni 2019 Tim Balar Sumsel mendatangi lokasi yang ternyata masuk ke wilayah perbatasan antara Desa Sukadarma dan Desa Ulak Tembaga, Kecamatan Jejawi, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI). Lokasi yang didatangi berada di tepian Sungai Darmo.
Lokasi pengamatan dan pemerolehan contoh temuan arkeologi berada di tepi timur Sungai Darmo atau Komering di Desa Sukadarma sekitar 22 km ke arah tenggara Kota Palembang. Sungai tersebut bermuara di Sungai Musi sekitar 15 km dari lokasi pengamatan ke arah utara. Lokasi pengamatan berada di endapan teras alluvial berumur resen (dataran banjir) setebal sekitar 2 meter dari dasar sungai. Dugaan sementara, lapisan endapan arkeologis berada pada dataran banjir Holosen yang tergerus oleh arus Sungai Darmo. Artefak berupa keramik asing (Cina dan Thailand) serta tembikar lokal teredeposisikan di dasar sungai saat ini. Selain temuan tembikar dan keramik, terlihat pula satu tiang dari kayu di tepi sungai. Menurut penuturan narasumber Bpk. Hady, jika kondisinya surut, akan terlihat beberapa tiang kayu di tepi sungai. Terdapat pula beberapa fragmen bata, namun diragukan kekunoannya. Pada sisi timur lokasi pengamatan terdapat makam warga setempat yang beberapa di antaranya menggunakan bata sebagai kijing. Temuan di lokasi makam berupa botol kaca dari periode kolonial.
Tidak terdapat temuan lainnya pada permukaan atas dari tepi sungai di lokasi pengamatan. Namun demikian, sejumlah temuan masih dijumpai terbungkus matriks lumpur warna hitam di dinding sungai. Temuan tersebut tidak berada di dasar sungai, sekitar 1-50 cm dari dasar sungai di bagian tepi. Kondisi matriks temuan berupa tanah warna hitam, liat, bercampur lumpur sungai. Kondisi temuan sangat terfragmentasi. Sejumlah tembikar menunjukkan karakter tembikar lokal khas dari Pantai Timur Sumatra, yaitu dengan keberadaan mineral pyrite FeS2 pada permukaan dan pecahannya. Sedangkan keramik yang ditemukan kebanyakan stoneware yang berasal dari Thailand (?) dengan karakter bahan yang cenderung berwarna gelap. Namun demikian, terdapat pula keramik dari Cina dengan ornamen berwarna biru terang dan paste berwarna putih bersih. Tembikar yang dikumpulkan dari aspek elemen cukup beragam, mulai dari tepian, dasar dan badan. Jika ditinjau dari bentuknya, kesimpulan sementara tembikar tersebut berasal dari buyung atau kendi dengan orientasi tertutup. Ornamen hias pada fragmen tembikar yang ditemukan berupa motif paddle-impressed yang membentuk garis-garis paralel bersinggungan di permukaan. Teknik pembuatan tembikar untuk sementara disimpulkan teknik tatab-pelandas sederhana. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu tanah liat dengan campuran temper berupa pasir sungai.
Berdasarkan penuturan penduduk, tidak diketahui adanya pemukiman lama di tepi sungai tersebut. Kebanyakan penduduk yang berprofesi sebagai petani sawah dan ladang juga belum pernah menemukan temuan serupa. Hanya satu orang penduduk (Kepala Dusun) yang menurut penuturannya diperoleh informasi adanya temuan fosil kayu oleh ayahnya ketika mencangkul sawahnya. Perangkat desa yang dikunjungi di Desa Sukadarma sebagian besar pemuda setempat yang minim akan informasi pemukiman lama atau sejarah penduduk setempat. Mereka juga belum pernah mendengar adanya temuan sisa-sisa pemukiman lama. Informasi dari Bpk. Hady menunjukkan tidak hanya keramik, tembikar, dan tiang lama, namun juga ditemukan cincin dan anting-anting emas serta mata uang kuno di lokasi peninjauan.
Tindakan peninjauan ini merupakan salah satu bentuk pelayanan masyarakat yang dapat dilakukan oleh balai. Diharapkan dengan adanya peninjauan, informasi yang ada dapat segera diveritifikasi oleh peneliti balai dan dilihat tingkat kepentingan situs tersebut untuk keperluan penanganannya. Juga menjaga situs dari tangan yang tidak bertanggung jawab.


